Dosen : Cahyani S.ST
ENDOMETRITIS
DISUSUN
OLEH:
1.
TASIK BINTOEN NH0413330
2. SUCI
RAHMAKASIH NH0413309
3. SYAM
LISDAYANI NH0413327
4.
SITTI NUR AMILAH K.P NH0413298
PROGRAM STUDI
DIII KEBIDANAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI
HASANUDDIN
MAKASSAR
T.P
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan
kepada allah swt yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan judul “ENDOMETRITIS ”.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah bersedia membimbing dalam menyusun dan menyelesaikan
tugas makalah kami ini.
Kami menyadari
bahwa dalam makalah ini yang kami buat dan kami susun masih jauh dari kata
sempurn, masih banyak terdapat kesalahan, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari ibu yang bersifat membangun demi kebaikan dan pembuatan
makalah selanjutnya.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan
bagi semua orang yang membutuhkan informasi ini.
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar...........................................................................1
Daftar
Isi.....................................................................................2
Bab
I. Pendahuluan....................................................................3
A.
Latar
Belakang.......................................................................3
B.
Rumusan
Masalah.................................................................4
C.
Tujuan....................................................................................4
Bab II. Pembahasan
A.
Pengertian..............................................................................5
B.
Klasifikasi...............................................................................5
C.
Etiologi...................................................................................6
D.
Patofisiologi...........................................................................7
E.
Penatalaksanaan...................................................................8
Bab III. Penutup
A.
Kesimpulan............................................................................9
B.
Saran......................................................................................9
Daftar
Pustaka..........................................................................10
Asuhan
Kebidanan
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Masa nifas
adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat-alat
kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu. Komplikasi
masa nifas adalah keadaan abnormal pada masa nifas yang disebabkan oleh
masuknya kuman-kuman ke dalam alat genetalia pada waktu persalinan. Masa nifas
merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah
melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam
pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa
nifas. Salah satu infeksi pada masa nifas yaitu endometritis.
Endometritis merupakan suatu
peradangan pada endometrium yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada
jaringan. Endometritis adalah infeksi pada endometrium yang terjadi
sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi tersendiri dan terdapat benda
asing dalam rahim.
Kurangnya kesadaran masyarakat
khususnya perempuan itu sendiri tentang pentingnya menjaga kebersihan diri
terutama pada bagian genital setelah melahirkan, dan mengetahui dampak jangka
pendek dan jangka panjang dari infeksi endometritis adalah salah satu alasan
penulis untuk membahas materi ini.
B.Rumusan
masalah
1. Apakah
pengertian Endometritis?
2. Bangaimana
klasifikasi dari endometritis?
3. Bangaimana
etiologi dari Endometritis?
4. Bangaimana
patofisiologi dari Endometritis?
5. Bangaimana
penatalaksanaan endometritis?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui definisi dari endometritis
2. Untuk
mengetahui klasifikasi dari endometritis
3. Untuk
mengetahui etiologi dari endometritis
4. Untuk
mengetahui patofisiologi dari endometritis
5. Untuk
mengetahui panatalaksanaan dari endometritis
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
1. Endometritis
merupakan infeksi lapisan pada endometrium (lapisan dalam dari rahim). Infeksi
ini terjadi sebangai kelanjutan dari infeksi pada serviks atau infeksi
tersendiri atau terdapat dalam rahim. (Patologi kebidanan, Hal: 283)
2. Endometritis
adalah peradangan pada endometrium. (Asuhan kebidanan IV patologi bagian 2,
Hal:207)
3. Endometritis
adalah radang pada endometrium,kuman-kuman memasuki endometrium,biasanya pada
luka bekas insertio plasenta dan dalam waktu singkat mengikut sertakan seluruh
endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen radang
terbatas pada endometrium. (Asuhan kebidanan IV patologi kebidanan, Hal: 240)
4. Endometrium
adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan oleh infeksi
bakteri pada jaringan.(Infertilitas dan gangguan alat reprodusi wanita,Fauzia
S.kep)
B.
Klasifikasi
1. Endometritis
akut
a)
Tindakan
yang dilakukan dalam uterus di luar partus atau abortus, seperti kuretase, memasukan
radium ke dalam uterus, memasukan IUD (intra uterine device) ke dalam uterus
b)
Terutama
terjadi pada infeksi akibat gonorhea,post patrum dan post abortum
c)
Endometritis
postabortus terutama abortus provokatus
2.
Endometritis
Kronik
Endometritis kronik jarang sekali ditemukan
dan dinyatakan endometritis kronik bila penyakit sudah menahun dan gejala
bertambah dengan keluarnya flour albus dari ostium uteri dan terjadi kelainan
pola menstruasi seperti menorage.
(Asuhan kebidan IV patologi bagian II)
C. Etiologi
Endometritis sering
ditemukan pada wanita setelah seksio sesarea terutama bila sebelumnya ada
riwayat korioamnionitis, partus lama, pecah ketuban yang lama, Endometritis
juga biasa terjadi setelah kejadian aborsi, kelahiran kembar, serta kerusakan
jalan kelahiran sesudah melahirkan.
1.
Endometrium akut
Gejala-gejala :
a) Demam
b) Lochia
berbau : Pada endometritis postabortum kadang-kadang keluar flour yang
purulent.
c) Lochia lama
berdarah sampai terjadi metrorrhagi.Kalau radang tidak menjalar ke parametrium atau
perimetrium tidak ada nyeri.
Terapi :
a) Uterotonika
b) Istirahat,
posisi fowler
c) Antibiotika
d) Endometritis
senilis perlu di kuret untuk menyampingkan corpus carcinoma, dapat diberi
oestrogen.
(Patologi kebidanan)
2.
Endometrium kronik
Endometritis
kronik jarang sekali ditemukan. Karena endometritis kronik infeksinya tidak
masuk terlalu dalam pada lapisan miometrium. Sehingga tidak dapat
mempertahankan diri saat terjadiya menstruasi. Pada pemeriksaan mikroskopik
banyak ditemukan sel plasma dan limfosis.
Berdasarkan
etiologi, endometritis kronik ditemukan pada:
a) Tuberculosis
b) Sisa-sisa
abortus atau partus
c) Corpus
alineum di cavum uteri
d) Tumor
ganas uterus
e) Adneksitise
dan selulitis pelviks
Gejala:
Gejala
klinis yang dapat ditemukan pada endometritis kronik adalah:
a) Fluor
albus yang keluar dari ostium
b) Kelainan
haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi
(Patologi
kebidanan)
D.
Patofisiologi
Infeksi endometrium atau decidua biasanya
hasil dari infeksi naik dari saluran kelamin yang lebih rendah. Dari perspektif
patologis, endometritis dapat diklasifikasikan sebagai akut versus kronis.
Endometritis akut dicirikan oleh kehadiran neutrofil dalam kelenjar
endometrium. Endometritis kronis dicirikan oleh kehadiran plasma sel dan
limfosit dalam stroma endometrium.
Dalam populasi nonobstetric, panggul
inflammatory penyakit dan ginekologi prosedur invasif adalah
prekursor-prekursor yang paling umum untuk endometritis akut. Dalam populasi
obstetri, infeksi setelah bersalin adalah pendahulu paling umum.
Endometritis kronis dalam populasi
obstetri biasanya berhubungan dengan produk-produk yang tetap dari konsepsi
setelah pengiriman atau elektif aborsi. Dalam populasi nonobstetric, kronis
endometritis telah melihat dengan infeksi (misalnya tuberkulosis, bakterial
vaginosis) dan kehadiran perangkat intrauterine.
(Asuhan kebidanan patologi II bagian IV )
E.
Penatalaksanaan
1. Antibiotika
dan drainase yang memadai
2. Merupakan
pojok sasaran terapi. Evaluasi klinis dan organisme yang terlihat pada pewarnaan gram, seperti juga pengetahuan bakteri yang
diisolasi dari infeksi serupa sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi
antibiotic
3. Carian
intravena dan elektrolit
4. Merupakan
terapi pengganti untuk dehidrasi dan terapi pemeliharaan untuk pasien-pasien
yang tidak mampu mentoleransi makanan lewat mulut. Secepat mungkin pasien
diberikan diet peroral untuk memberikan nutrisi yang memadai
5. Penggantian
darah
6. Dapat
diindikasikan untuk anemia berat post abortus atau postpartum
7. Tirah baring
dan analgesia
8. Merupakan
terapi pendukung yang banyak manfaatnya
9. Tindakan
bedah
10. Endometritis
postpartum sering disertai dengan jaringan plasenta yang tertahan atau
obstruksi servik. Drainase lokia yang memadai sangat penting. Jaringan plasenta
yang tertinggal dikeluarkan dengan kuretase perlahan dan hati-hati
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis.
Endometritis adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan oleh
infeksi bakteri pada jaringan. Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka
bekas Insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh
endometrium.
Endometritis ini terjadi karena karena kurangnya
kesadaran dalam hal personal higiene. Padahal infeksi ini dalam
jangka pendek dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesuburan dan dalam jangka
panjang menggannggu sistem reproduksi karena perubahan saluran reproduksi.
Pengobatan dan penanganan yang tepat sangat dibutuhkan dalam kasus
endometritis.
B. Saran
Kepada mahasisiwi kebidanan agar lebih dapat memahami
jenis infeksi terutama endometritis.
Bagi
petugas kesehatan khususnya bidan dapat mengetahui tindak lanjut penanganan
endometritis dan bidan dapat mengenali tanda dan gejala terjadinya
endometritis.
Daftar
pustaka
Pranoto
ibnu,dkk,2010.Patologi Kebidanan.Jakarta.fitramaya
Yulianti
lia,dkk.2012.Asuhan Kebidanan Patologi IV.Jakarta.Trans
Info Media
Fauziyah,2012.Infertilitas Dan Gangguan Alat Reproduksi
Wanita.Yokyakarta.Nuha Medika
www.google.com
ASUHAN
KEBIDANAN NY “A” DENGAN ENDOMETRITIS AKUT
DI RS TK II PELAMONIA MAKASSAR
TANGGAL 5 MARET 2015
DI RS TK II PELAMONIA MAKASSAR
TANGGAL 5 MARET 2015
No Register : 20 70 26
Tanggal MRS : Tanggal, 05 Maret 2015 Jam : 10.00 Wita
Tanggal Pengkajian : Tanggal, 05 Maret 2015 Jam : 11.30 Wita
Nama Pengkaji : Kelompok 13
LANGKAH
I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
1. Identitas Istri / Suami
Nama : Ny “F” / Tn “D”
Umur : 29thn / 34thn
Nikah : 1x
Suku : Makasaar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SI
Pekerjaan : IRT / Dep. Keuangan
Alamat : Jln Sumi, Tallo II
Nama : Ny “F” / Tn “D”
Umur : 29thn / 34thn
Nikah : 1x
Suku : Makasaar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SI
Pekerjaan : IRT / Dep. Keuangan
Alamat : Jln Sumi, Tallo II
2. Data biologis
a. Keluhan Utama
1) ibu mengeluh pedarahan pervagina,
nyeri perut serta keputihan
Riwayat keluhan utama : Nyeri perut, pedarahan pervagina serta keputihan mulai dirasakan sejak 2 minggu yang lalu.
Riwayat keluhan utama : Nyeri perut, pedarahan pervagina serta keputihan mulai dirasakan sejak 2 minggu yang lalu.
2) Sifat keluhan dirasakan hilang
timbul.
b. Riwayat Kesehatan
1) Pasien Tidak ada riwayat penyakit
jantung, hipertensi dan diabetes mellitus.
2) Tidak pernah di operasi.
3) Tidak ada riwayat alergi,
ketergantungan obat-obatan dan minuman beralkohol.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Tidak ada riwayat penyakit turunan.
2) Tidak ada riwayat kehamilan
kembar.
d. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu menjadi akseptor KB IUD (intra
uterine disease) pada tahun 2006
e. Riwayat reproduksi.
1) riwayat haid
a) Menarche : 14 thn
b) Siklus : 28-30 hari
c) Lama : 5-7 hari
a) Menarche : 14 thn
b) Siklus : 28-30 hari
c) Lama : 5-7 hari
2) Riwayat kehamilan
PIII A0
f. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1) Kebutuhan Nutrisi
a) Pola makan : Nasi, sayur dan lauk pauk.
Frekuensi : 2-3 x sehari
Frekuensi : 2-3 x sehari
b) Nafsu makan : Baik
c) Minum : 6-7 gelas sehari
2) Kebutuhan Eliminasi
a) BAB
-
Frekuensi : 1 x sehari
-
Warna : kuning kecoklatan
b) BAK
-
Frekuensi : 3-4 x sehari
-
Warna : Kuning
-
Konsistensi : Padat
-
Bau : Amoniak
c) Pola istirahat / tidur
-
Tidur
siang : 1-2 jam
-
Tidur
malam : 6-7 jam
3) Personal hygiene
Mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali seminggu dan sikat gigi setiap serta mengganti pakaian setiap kali mandi dan apabila basah atau lembab
Mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali seminggu dan sikat gigi setiap serta mengganti pakaian setiap kali mandi dan apabila basah atau lembab
3. Data Psikologi, Spiritual dan
Ekonomi
a. Hubungan dengan suami serta keluarga
harmonis dan bahagia.
b. Ibu sangat cemas dengan keluhan yang
dialaminya dan berharap tidak terjadi apa-apa.
c. Pengambil keputusan dalam keluarga
adalah suami.
d. Menyerahkan segala keadaanya pada
Allah SWT
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum baik
b. Kesadaran composmentis
c. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg S
: 37,8 oC
P : 20 x/menit
N : 84 x/menit
d. Rambut beruban, tidak mudah rontok,
kulit kepala bersih dan tidak berketombe.
e. Muka simetris kiri dan kanan serta
tidak oedema.
f. Kongjungtiva merah muda dan sklera
mata putih.
g. Mulut tampak bersih, bibir tidak
kering, gusi bersih warna merah muda serta tidak ada tanggal dan caries gigi.
h. Tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid, kelenjar lymfe dan vena jugularis pada leher.
i. Payudara simetris kiri dan kanan,
Nampak kendor, tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
j. Tidak tampak luka bekas operasi dan
terasa nyeri tekan pada abdomen.
k. Pada genetalia eksterna tampak
pengeluaran lendir.
l. Tidak ada varices dan haemoroid pada
anus.
m. Ekstremitas bawah simetris kiri dan
kanan, tidak ada varices dan oedema serta refleks patella kiri dan kanan
positif.
5. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 5 Maret 2012 Jam 11.30 WITA
Vagina Toucher : Endometritis akut
Ultrasonografi : Endomeritis tetap berbatas pada endometrium
Tanggal 5 Maret 2012 Jam 11.30 WITA
Vagina Toucher : Endometritis akut
Ultrasonografi : Endomeritis tetap berbatas pada endometrium
LANGKAH
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
1. Diagnosa : Endometritis Akut.
DS :
a) Ibu mengeluh nyeri perut bagian
bawah
b) Ibu mengeluh perdarahan sedikit-
sedikit
c) Memasang IUD (intrauterinedisease)
pada sejak tahun 2006
d) Ibu mengeluh keputihan
DO :
1) Nyeri tekan abdomen bagian bawah
2) Flour albus positif
3) Fluktus darah positif
Analisa dan interpretasi data
- Keputihan adalah pengeluaran cairan
alat genitalia yang bukan darah, keputihan merupkan manifestasi dari barbagai
penayakit kandungan, penyebab keputihan adalah infeksi bakteri, trikomonas
vaginalis dan Candida albicans.
(Manuaba dkk. 2012. ilmu bebidanan, penyakit kandungan dan KB Jakarta. halaman 531)
(Manuaba dkk. 2012. ilmu bebidanan, penyakit kandungan dan KB Jakarta. halaman 531)
- Salah satu kekurangan dari
pemasangan AKDR(Alat kontrasepsi dalam rahim) yaitu gangguan pola menstruasi,
nyeri, spotting.(Gabbi A, KB & Kespro.)
- Endometritis akut merupakan peradangan
pada endometrium disebabkan karena bakteri trikomonas vaginalis yang
menyebabkan kepuihan yang berlebihan. (Manuaba. 2010. gawat darurat obgyn. hal
103)
2. Masalah aktual : Kecemasan
DS : Ibu cemas dengan keadaannya.
DO : Penyakit endometritis akut menyebabkan kecemasan
DS : Ibu cemas dengan keadaannya.
DO : Penyakit endometritis akut menyebabkan kecemasan
Analisa dan Interpretasi Data:
Asietas
atau gangguan kecemasan didefenisikan sbagai rasa cemas terhadap suatu ancaman
yang diketahui, kecemasan ini disebabkan karena
peningkatan hormone norefineprin dan
efinefrine yang dilepaskan oleh tubuh
sehingga menimbulkan ketidak mampuan
untuk mengatasi atau mengalami
masalah (petunjuk konsultasi, MIMS,
A81).
LANGKAH
III. ANTISIPASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Antisipasi terjadinya Endometritis kronik
Antisipasi terjadinya Endometritis kronik
DS :
1. Ibu mengeluh nyeri perut bagian
bawah
2. Ibu mengeluh perdarahan sedikit-
sedikit
3. Ibu mulai memasang memasang IUD
(Intra Uterine Didease) sejak tahun 2006
4. Ibu mengeluh keputihan.
DS :
1. Nyeri tekan abdomen bagian bawah
2. Flour albus positif
3. Fluktus darah positif.
Analisa
dan interpretasi data :
a. Endometritis kronik merupakan
kelanjutan dari Endometritis Akut yang barkembang secara bertahap dan
menjadi bagian besar dari PID (pelvic implamantori disease).(Asuhan kebidanan
patologi IV)
b. Flour albus merupakan manifestasiklinis dari
berbagai infeksi, keganasan atau tumor jinak alat reproduksi. (Asuhan kebidanan
patologi IV)
LANGKAH
IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Kolaborasi
dengan petugas radiology untuk dilakukan pemeriksaan USG.(Ultrasonografi)
LANGKAH
V. RENCANA ASUHAN KEBIDANAN / INTERVENSI
1. Tujuan :
a. Endomertitis teratasi
b. Keluhan teratasi
2. Kriteria :
a. Keadaan umum klien baik.
b. Tanda-tanda vital tetap dalam batas normal
1) TD : systole 100-130 mmHg ,diastole
60-90 mmHg
2) Nadi : 60-80 x/menit
3) Suhu : 36,5 -37.5 oC
4) Pernafasan : 16 - 24 x/menit
c. Tidak terjadi tanda-tanda mengarah
pada Endometritis kronis yaitu endometritis meluas keseluruh
jaringan.
d. Ibu tampak tenang dan dapat menerima
keadaannya.
Rencana
tindakan :
1. Sampaikan hasil pemeriksaan dan
jelaskan pada klien penyebab Endometritis akut serta harus dirawat dirumah
sakit.
Rasional : Dengan menyampaikan hasil
pemeriksaan dan penyebab Endometritis akut pada klien, ibu dapat mengerti bahwa
ia mengalami penyakit infeksi rahim yang disebabkan oleh microorganisme karena
personal hygiene yang kurang serta penyebab lainnya sehinng ibu diharuskan
rawat inap.
2. Observasi keadaan umum dan
tanda-tanda vital Ibu
Rasional : Dengan memantau keadan
umum, kita dapat mengetahui keadaan umum klien dan observasi TTV merupakan
indicator dalam penatalaksanaan, karena dengan adanya peningkatan TTV merupakan
tanda-tanda infeksi.
3. Kolaborasi dengan petugas radiology
untuk pemeriksaan USG (Ultrasonografi) .
Rasional : Pemeriksaan USG untuk
memastikan bahwa sampai dimana batas perluasan endometritis pada endometrium
dan ada atau tidak tanda-tanda yang mengarah pada keganasan/kronik. sehingga
dapat ditentukan suatu diagnosis dan tindakan selanjutnya.
4. Berikan obat analgetik dan
antibiotic.
Rasional : Pemberian obat analgetik
bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran dan
antibiotic sebagai ant infeksi serta pemberian obat merupakan pemenuan
kebutuhan obat-obatan dalam proses penyembuhan.
5. Beri Health Education tentang :
1) Asupan nutrisi dan intake cairan
Rasional:Dengan gizi yang adekuat dapat meningkatkan metabolism tubuh, sehingga dapat mempertahankan stamia dan mengganti cairan tubuh.
Rasional:Dengan gizi yang adekuat dapat meningkatkan metabolism tubuh, sehingga dapat mempertahankan stamia dan mengganti cairan tubuh.
2) istirahat
Rasional : istirahat / bedress total dengan posisi semi fowler bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi.
Rasional : istirahat / bedress total dengan posisi semi fowler bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi.
3) Personal Hygiene
Rasional:Dengan memperhatikan kebersihan diri, khusunya pada daerah intim yang mudah lembab, dapat mencegah pertumbuhan dan penyebaran microorganisme pada alat genitalia dan sekitarnya
Rasional:Dengan memperhatikan kebersihan diri, khusunya pada daerah intim yang mudah lembab, dapat mencegah pertumbuhan dan penyebaran microorganisme pada alat genitalia dan sekitarnya
6. Pasang infuse RL (Ringer Laktat).
Rasional : Pemenuhan kebutuhan obat-obatan diberikan melalui pembuluh darah vena yakni cefotaxime (antibiotik) untuk mencegah terjadinya infeksi yang meluas dan ketorolac sebagai analgetik untuk anti nyeri. Cairan RL (Ringer laktat) bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi selama masa perawatan di rumah sakit.
Rasional : Pemenuhan kebutuhan obat-obatan diberikan melalui pembuluh darah vena yakni cefotaxime (antibiotik) untuk mencegah terjadinya infeksi yang meluas dan ketorolac sebagai analgetik untuk anti nyeri. Cairan RL (Ringer laktat) bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi selama masa perawatan di rumah sakit.
LANGKAH
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 5 Maret 2015 Jam 11.00 Wita
Tanggal 5 Maret 2015 Jam 11.00 Wita
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada
Ibu dan menjelaskan penyebab endometritis akut serta harus dirawat inap
“Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan tentang keadaannya saat ini bahwa kondisinya dalam pengawasan diuktikan dengan ibu dapat menjelaskan kembali alasan rencana perawatan saat ini, yaitu rencaa opname.
“Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan tentang keadaannya saat ini bahwa kondisinya dalam pengawasan diuktikan dengan ibu dapat menjelaskan kembali alasan rencana perawatan saat ini, yaitu rencaa opname.
2. Mengobservasi keadaan umun dan
tanda-tanda vital Ibu
“Keadaan umum : Composmentis
Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg, P : 24 x/menit, S : 37,8oc, N : 84 x/menit
“Keadaan umum : Composmentis
Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg, P : 24 x/menit, S : 37,8oc, N : 84 x/menit
3. Berkolaborasi dengan petugas radiology untuk
pemeriksaan USG (Ultrasonografi) endometritis berbatas pada endometrium
“Telah dlakukan
4. Penatalaksanaan pemberian obat
analgetik dan antibiotic untuk mengatasi nyeri perut dan
keputihan berupa:
“Cefadroxile 500 mg 2x1,Asmef 3x1, Cefotaxime
dan ketorolac 1ampul / 8jam
5. Memberikan Health Education tentang
:
a. Asupan nutrisi dan intake cairan
b. Istirahat yang cukup untuk menjaga
kondisi dan tirah baring dengan semifowler untuk mencegah penyebaran infeksi,
Ibu faham dan akan melkukan posisi tidur yang telah di anjurkan.
Ibu faham dan akan melkukan posisi tidur yang telah di anjurkan.
c. Memasang infuse RL (Ringer
Laktat) botol 1 dengan tetesan 20x/menit di ruang perawatan.
“bu
mengerti dan terpasang infus
LANGKAH VII. EVALUASI
Tanggal 5 Maret 2015 Jam 13.00 Wita
Tanggal 5 Maret 2015 Jam 13.00 Wita
1. Endometritis belum teratasi
2. Keadaan umum ibu baik ditandai
dengan:
TD :
120/70 mmHg
P :
22 x/menit
S :
37,5oc
N :
80 x/menit
3. Keluhan teratasi
4.Tidak terjadi endometritis kronis
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
NY “A” DENGAN ENDOMETRITIS AKUT
DI RS TK II PELAMONIA MAKASSAR
TANGGAL 5 MARET 2015
No Register : 20 70 26
Tanggal MRS : 05 Maret 2015 Jam : 10.00 Wita
Tanggal Pengkajian : 05 Maret 2015 Jam : 10.30 Wita
Nama Pengkaji : KELOMPOK 13
A. Identitas Klien
Nama : Ny “F” / Tn “D”
Umur : 29thn / 34 thn
Nikah : 1x
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SI
Pekerjaan : IRT / Dep. Keuangan
Alamat : Jln Sumi, Tallo II
Nama : Ny “F” / Tn “D”
Umur : 29thn / 34 thn
Nikah : 1x
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SI
Pekerjaan : IRT / Dep. Keuangan
Alamat : Jln Sumi, Tallo II
Data subjektif (S)
1. Ibu mengeluh pedarahan pervagina
2. Ibu mengeluh nyeri perut.
3. Ibu mengeluh keputihan
4. Ibu memasang KB IUD sejak tahun 2009
Data objektif (O)
1. Pemerikasaan VT (Vagina Toucher) :
a) ibu merasakan nyeri tekan.
b) Nampak bercak darah pada handskun
c) Flour albus positif
d) IUD (Intra uterine disease)\
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Endometritis berbatas pada endometrium
Endometritis berbatas pada endometrium
Analisa (A)
Endometritis akut dengan masalah
kecemasan, berpotensi terjadinya Endometritiskronik.
Penatalaksaan
(P)
Tanggal 5 Maret 2015 Jam 11.00 Wita
Tanggal 5 Maret 2015 Jam 11.00 Wita
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada Ibu dan
menjelaskan penyebab endometritis akut serta harus dirawat inap
“Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan tentang keadaannya saat ini bahwa kondisinya dalam pengawasan diuktikan dengan ibu dapat menjelaskan kembali alasan rencana perawatan saat ini, yaitu rencaa opname.
“Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan tentang keadaannya saat ini bahwa kondisinya dalam pengawasan diuktikan dengan ibu dapat menjelaskan kembali alasan rencana perawatan saat ini, yaitu rencaa opname.
2. Mengobservasi keadaan umun dan
tanda-tanda vital Ibu
“Keadaan umum : Composmentis
Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg, P : 24 x/menit, S : 37,8oc, N : 84 x/menit
“Keadaan umum : Composmentis
Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg, P : 24 x/menit, S : 37,8oc, N : 84 x/menit
3. Berkolaborasi dengan petugas
radiology untuk pemeriksaan USG (Ultrasonografi) endometritis berbatas
pada endometrium
“Telah dlakukan
4. Penatalaksanaan pemberian obat
analgetik dan antibiotic untuk mengatasi nyeri perut dan
keputihan berupa:
“Cefadroxile 500 mg 2x1,Asmef 3x1,
Cefotaxime dan ketorolac 1ampul / 8jam
5. Memberikan Health Education tentang
:
a. Asupan nutrisi dan intake cairan
b. Istirahat yang cukup untuk menjaga
kondisi dan tirah baring dengan semifowler untuk mencegah penyebaran infeksi,
“Ibu mengerti dan melakukan posisi tidur yang telah di anjurkan.
“Ibu mengerti dan melakukan posisi tidur yang telah di anjurkan.
c. Memasang infuse RL (Ringer Laktat)
botol 1 dengan tetesan 20x/menit di ruang perawatan.
“Ibu
mengerti dan terpasang infus