Saturday, November 12, 2016

ENDOMETRITIS



Dosen : Cahyani S.ST

ENDOMETRITIS

DISUSUN
OLEH:
1.    TASIK BINTOEN                                          NH0413330
2.    SUCI RAHMAKASIH                                  NH0413309
3.    SYAM LISDAYANI                                      NH0413327
4.    SITTI NUR AMILAH K.P                             NH0413298

PROGRAM     STUDI     DIII     KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
T.P 2015/2016
KATA PENGANTAR
         Puji syukur kami sampaikan kepada allah swt  yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan judul “ENDOMETRITIS ”.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing dalam menyusun dan menyelesaikan tugas makalah kami ini.
            Kami  menyadari bahwa dalam makalah ini yang kami buat dan kami susun masih jauh dari kata sempurn, masih banyak terdapat kesalahan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari ibu yang bersifat membangun demi kebaikan dan pembuatan makalah selanjutnya.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan bagi semua orang yang membutuhkan informasi ini.















DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................2
Bab I. Pendahuluan....................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................4
C. Tujuan....................................................................................4
Bab II. Pembahasan
A. Pengertian..............................................................................5
B. Klasifikasi...............................................................................5
C. Etiologi...................................................................................6
D. Patofisiologi...........................................................................7
E. Penatalaksanaan...................................................................8
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan............................................................................9
B. Saran......................................................................................9
Daftar Pustaka..........................................................................10
Asuhan Kebidanan




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
            Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu. Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal pada masa nifas yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat genetalia pada waktu persalinan. Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Salah satu infeksi pada masa nifas yaitu endometritis.
Endometritis merupakan suatu peradangan pada endometrium yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan. Endometritis adalah infeksi pada endometrium yang terjadi sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim.

Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya perempuan itu sendiri tentang pentingnya menjaga kebersihan diri terutama pada bagian genital setelah melahirkan, dan mengetahui dampak jangka pendek dan jangka panjang dari infeksi endometritis adalah salah satu alasan penulis untuk membahas materi ini.












B.Rumusan masalah
1.    Apakah pengertian Endometritis?
2.    Bangaimana klasifikasi dari endometritis?
3.    Bangaimana etiologi dari Endometritis?
4.    Bangaimana patofisiologi dari Endometritis?
5.    Bangaimana penatalaksanaan endometritis?
C. Tujuan
1.    Untuk mengetahui definisi dari endometritis
2.    Untuk mengetahui klasifikasi dari endometritis
3.    Untuk mengetahui etiologi dari endometritis
4.    Untuk mengetahui patofisiologi dari endometritis
5.    Untuk mengetahui panatalaksanaan dari endometritis













BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
1.    Endometritis merupakan infeksi lapisan pada endometrium (lapisan dalam dari rahim). Infeksi ini terjadi sebangai kelanjutan dari infeksi pada serviks atau infeksi tersendiri atau terdapat dalam rahim. (Patologi kebidanan, Hal: 283)
2.    Endometritis adalah peradangan pada endometrium. (Asuhan kebidanan IV patologi bagian 2, Hal:207)
3.    Endometritis adalah radang pada endometrium,kuman-kuman memasuki endometrium,biasanya pada luka bekas insertio plasenta dan dalam waktu singkat mengikut sertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen radang terbatas pada endometrium. (Asuhan kebidanan IV patologi kebidanan, Hal: 240)
4.    Endometrium adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan.(Infertilitas dan gangguan alat reprodusi wanita,Fauzia S.kep)
B. Klasifikasi
1.    Endometritis akut
a)    Tindakan yang dilakukan dalam uterus di luar partus atau abortus, seperti kuretase, memasukan radium ke dalam uterus, memasukan IUD (intra uterine device) ke dalam uterus
b)    Terutama terjadi pada infeksi akibat gonorhea,post patrum dan post abortum
c)    Endometritis postabortus terutama abortus provokatus
2.    Endometritis Kronik
Endometritis kronik jarang sekali ditemukan dan dinyatakan endometritis kronik bila penyakit sudah menahun dan gejala bertambah dengan keluarnya flour albus dari ostium uteri dan terjadi kelainan pola menstruasi seperti menorage.
(Asuhan kebidan IV patologi bagian II)
C. Etiologi
Endometritis sering ditemukan pada wanita setelah seksio sesarea terutama bila sebelumnya ada riwayat korioamnionitis, partus lama, pecah ketuban yang lama, Endometritis juga biasa terjadi setelah kejadian aborsi, kelahiran kembar, serta kerusakan jalan kelahiran sesudah melahirkan.
1. Endometrium akut
Gejala-gejala :
a)    Demam
b)    Lochia berbau : Pada endometritis postabortum kadang-kadang keluar flour yang purulent.
c)    Lochia lama berdarah sampai terjadi metrorrhagi.Kalau radang tidak menjalar ke parametrium atau perimetrium tidak ada nyeri.
Terapi :
a)    Uterotonika
b)    Istirahat, posisi fowler
c)    Antibiotika
d)    Endometritis senilis perlu di kuret untuk menyampingkan corpus carcinoma, dapat diberi oestrogen.
(Patologi kebidanan)

2. Endometrium kronik
Endometritis kronik jarang sekali ditemukan. Karena endometritis kronik infeksinya tidak masuk terlalu dalam pada lapisan miometrium. Sehingga tidak dapat mempertahankan diri saat terjadiya menstruasi. Pada pemeriksaan mikroskopik banyak ditemukan sel plasma dan limfosis.
Berdasarkan etiologi, endometritis kronik ditemukan pada:
a)    Tuberculosis
b)    Sisa-sisa abortus atau partus
c)    Corpus alineum di cavum uteri
d)    Tumor ganas uterus
e)    Adneksitise dan selulitis pelviks
Gejala:
Gejala klinis yang dapat ditemukan pada endometritis kronik adalah:
a)  Fluor albus yang keluar dari ostium
b)  Kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi
(Patologi kebidanan)
D. Patofisiologi
Infeksi endometrium atau decidua biasanya hasil dari infeksi naik dari saluran kelamin yang lebih rendah. Dari perspektif patologis, endometritis dapat diklasifikasikan sebagai akut versus kronis. Endometritis akut dicirikan oleh kehadiran neutrofil dalam kelenjar endometrium. Endometritis kronis dicirikan oleh kehadiran plasma sel dan limfosit dalam stroma endometrium.
Dalam populasi nonobstetric, panggul inflammatory penyakit dan ginekologi prosedur invasif adalah prekursor-prekursor yang paling umum untuk endometritis akut. Dalam populasi obstetri, infeksi setelah bersalin adalah pendahulu paling umum.
Endometritis kronis dalam populasi obstetri biasanya berhubungan dengan produk-produk yang tetap dari konsepsi setelah pengiriman atau elektif aborsi. Dalam populasi nonobstetric, kronis endometritis telah melihat dengan infeksi (misalnya tuberkulosis, bakterial vaginosis) dan kehadiran perangkat intrauterine.
(Asuhan kebidanan patologi II bagian IV )

E. Penatalaksanaan
1.    Antibiotika dan drainase yang memadai
2.    Merupakan pojok sasaran terapi. Evaluasi klinis dan organisme yang terlihat pada pewarnaan gram, seperti juga pengetahuan bakteri yang diisolasi dari infeksi serupa sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi antibiotic
3.    Carian intravena dan elektrolit
4.    Merupakan terapi pengganti untuk dehidrasi dan terapi pemeliharaan untuk pasien-pasien yang tidak mampu mentoleransi makanan lewat mulut. Secepat mungkin pasien diberikan diet peroral untuk memberikan nutrisi yang memadai
5.    Penggantian darah
6.    Dapat diindikasikan untuk anemia berat post abortus atau postpartum
7.    Tirah baring dan analgesia
8.    Merupakan terapi pendukung yang banyak manfaatnya
9.    Tindakan bedah
10. Endometritis postpartum sering disertai dengan jaringan plasenta yang tertahan atau obstruksi servik. Drainase lokia yang memadai sangat penting. Jaringan plasenta yang tertinggal dikeluarkan dengan kuretase perlahan dan hati-hati























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis. Endometritis adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan. Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas Insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.
Endometritis ini terjadi karena karena kurangnya kesadaran dalam hal personal  higiene. Padahal infeksi ini dalam jangka pendek dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesuburan dan dalam jangka panjang menggannggu sistem reproduksi karena perubahan saluran reproduksi. Pengobatan dan penanganan yang tepat sangat dibutuhkan dalam kasus endometritis.

B. Saran
Kepada mahasisiwi kebidanan agar lebih dapat memahami jenis infeksi terutama endometritis.
            Bagi petugas kesehatan khususnya bidan dapat mengetahui tindak lanjut penanganan endometritis dan bidan dapat mengenali tanda dan gejala terjadinya endometritis.












Daftar pustaka

Pranoto ibnu,dkk,2010.Patologi Kebidanan.Jakarta.fitramaya
Yulianti lia,dkk.2012.Asuhan Kebidanan Patologi IV.Jakarta.Trans Info Media
Fauziyah,2012.Infertilitas Dan Gangguan Alat Reproduksi Wanita.Yokyakarta.Nuha Medika
www.google.com

















ASUHAN KEBIDANAN NY “A” DENGAN ENDOMETRITIS AKUT
DI RS TK II PELAMONIA MAKASSAR
TANGGAL 5 MARET 2015


No Register                           : 20 70 26
Tanggal MRS                       : Tanggal, 05 Maret 2015    Jam : 10.00 Wita
Tanggal Pengkajian                        : Tanggal, 05 Maret 2015    Jam : 11.30 Wita
Nama Pengkaji                     : Kelompok 13

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
1.    Identitas Istri / Suami
Nama                         : Ny “F”  / Tn “D”
Umur                          : 29thn    / 34thn
Nikah                         : 1x
Suku                          : Makasaar / Makassar
Agama                       : Islam / Islam
Pendidikan               : SMA / SI
Pekerjaan                  : IRT / Dep. Keuangan
Alamat                        : Jln Sumi, Tallo II
2.    Data biologis
a.    Keluhan Utama
1)    ibu mengeluh pedarahan pervagina, nyeri perut serta keputihan
Riwayat keluhan utama : Nyeri perut, pedarahan pervagina serta keputihan mulai dirasakan sejak 2 minggu yang lalu.
2)    Sifat keluhan dirasakan hilang timbul.
b.    Riwayat Kesehatan
1)    Pasien Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi dan diabetes mellitus.
2)    Tidak pernah di operasi.
3)    Tidak ada riwayat alergi, ketergantungan obat-obatan dan minuman beralkohol.  
c.    Riwayat Kesehatan Keluarga
1)    Tidak ada riwayat penyakit turunan.
2)    Tidak ada riwayat kehamilan kembar.  
d.    Riwayat Keluarga Berencana
Ibu menjadi akseptor KB IUD (intra uterine disease) pada tahun 2006
e.    Riwayat reproduksi.
1)    riwayat haid
a)    Menarche          : 14 thn
b)    Siklus                 : 28-30 hari
c)    Lama                   : 5-7 hari
2)    Riwayat kehamilan
PIII A0
f.     Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1)    Kebutuhan Nutrisi
a)    Pola makan         : Nasi, sayur dan lauk pauk.
Frekuensi                        : 2-3 x sehari
b)    Nafsu makan      : Baik
c)    Minum                  : 6-7 gelas sehari
2)    Kebutuhan Eliminasi
a)    BAB
-          Frekuensi    : 1 x sehari
-          Warna          : kuning kecoklatan
b)    BAK
-        Frekuensi      : 3-4 x sehari
-        Warna                        : Kuning
-        Konsistensi   : Padat
-        Bau                 : Amoniak
c)    Pola istirahat / tidur
-        Tidur siang    : 1-2 jam
-        Tidur malam  : 6-7 jam
3)    Personal hygiene
Mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali seminggu dan sikat gigi setiap serta mengganti pakaian setiap kali mandi dan apabila basah atau lembab
3.    Data Psikologi, Spiritual dan Ekonomi
a.    Hubungan dengan suami serta keluarga harmonis dan bahagia.
b.    Ibu sangat cemas dengan keluhan yang dialaminya dan berharap tidak terjadi apa-apa. 
c.    Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami.
d.    Menyerahkan segala keadaanya pada Allah SWT
4.    Pemeriksaan Fisik
a.    Keadaan umum baik
b.    Kesadaran composmentis
c.    Tanda-tanda vital   
TD : 120/80 mmHg    S : 37,8 oC    
P   : 20 x/menit        N : 84 x/menit
d.    Rambut beruban, tidak mudah rontok, kulit kepala bersih dan tidak berketombe.
e.    Muka simetris kiri dan kanan serta tidak oedema.
f.     Kongjungtiva merah muda dan sklera mata putih.
g.    Mulut tampak bersih, bibir tidak kering, gusi bersih warna merah muda serta tidak ada tanggal dan caries gigi.
h.    Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar lymfe dan vena jugularis pada leher.
i.      Payudara simetris kiri dan kanan, Nampak kendor, tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
j.      Tidak tampak luka bekas operasi dan terasa nyeri tekan pada abdomen.
k.    Pada genetalia eksterna tampak pengeluaran lendir.
l.      Tidak ada varices dan haemoroid pada anus.
m.   Ekstremitas bawah simetris kiri dan kanan, tidak ada varices dan oedema serta refleks patella kiri dan kanan positif.
5.    Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 5 Maret 2012 Jam 11.30 WITA
Vagina Toucher : Endometritis akut
Ultrasonografi     : Endomeritis tetap berbatas pada endometrium

LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
1.    Diagnosa : Endometritis Akut.
DS                        :
a)    Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah
b)    Ibu mengeluh perdarahan sedikit- sedikit
c)    Memasang IUD (intrauterinedisease) pada sejak tahun 2006
d)    Ibu mengeluh keputihan
DO           :
1)    Nyeri tekan abdomen bagian bawah
2)    Flour albus positif
3)    Fluktus darah positif
Analisa dan interpretasi data
-     Keputihan adalah pengeluaran cairan alat genitalia yang bukan darah, keputihan merupkan manifestasi dari barbagai penayakit kandungan, penyebab keputihan adalah infeksi bakteri, trikomonas vaginalis dan Candida albicans.
(Manuaba dkk. 2012. ilmu bebidanan, penyakit kandungan dan KB Jakarta. halaman 531)
-     Salah satu kekurangan dari pemasangan AKDR(Alat kontrasepsi dalam rahim) yaitu gangguan pola menstruasi, nyeri, spotting.(Gabbi A, KB & Kespro.)
-     Endometritis akut merupakan peradangan pada endometrium disebabkan karena bakteri trikomonas vaginalis yang menyebabkan kepuihan yang berlebihan. (Manuaba. 2010. gawat darurat obgyn. hal 103)
2.  Masalah aktual    : Kecemasan
DS                          : Ibu cemas dengan keadaannya. 
DO                          : Penyakit endometritis akut menyebabkan kecemasan
Analisa dan Interpretasi Data:
Asietas atau gangguan kecemasan didefenisikan sbagai rasa cemas terhadap suatu ancaman yang diketahui, kecemasan ini disebabkan karena
peningkatan hormone norefineprin dan efinefrine yang dilepaskan oleh tubuh
sehingga menimbulkan ketidak mampuan untuk mengatasi atau mengalami
masalah (petunjuk konsultasi, MIMS, A81).
LANGKAH III. ANTISIPASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Antisipasi terjadinya Endometritis kronik
DS      :
1.    Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah
2.    Ibu mengeluh perdarahan sedikit- sedikit
3.    Ibu mulai memasang memasang IUD (Intra Uterine Didease) sejak tahun 2006
4.     Ibu mengeluh keputihan.
DS      :
1.    Nyeri tekan abdomen bagian bawah
2.    Flour albus positif
3.    Fluktus darah positif.
Analisa dan interpretasi data :
a.    Endometritis kronik merupakan kelanjutan dari Endometritis Akut yang barkembang  secara bertahap dan menjadi bagian besar dari PID (pelvic implamantori disease).(Asuhan kebidanan patologi IV)
b.     Flour albus merupakan manifestasiklinis dari berbagai infeksi, keganasan atau tumor jinak alat reproduksi. (Asuhan kebidanan patologi IV)
LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Kolaborasi dengan petugas radiology untuk dilakukan pemeriksaan USG.(Ultrasonografi)
LANGKAH V. RENCANA ASUHAN KEBIDANAN / INTERVENSI
1.    Tujuan :
a.    Endomertitis teratasi
b.    Keluhan teratasi
2.    Kriteria :
a.    Keadaan umum klien baik.
b.     Tanda-tanda vital tetap dalam batas normal
1)    TD : systole 100-130 mmHg ,diastole 60-90 mmHg
2)     Nadi : 60-80 x/menit
3)    Suhu : 36,5 -37.5 oC
4)    Pernafasan : 16 - 24 x/menit
c.    Tidak terjadi tanda-tanda mengarah pada Endometritis kronis yaitu endometritis   meluas keseluruh jaringan.
d.    Ibu tampak tenang dan dapat menerima keadaannya.
Rencana tindakan :
1.    Sampaikan hasil pemeriksaan dan jelaskan pada klien penyebab Endometritis akut serta harus dirawat dirumah sakit.
Rasional : Dengan menyampaikan hasil pemeriksaan dan penyebab Endometritis akut pada klien, ibu dapat mengerti bahwa ia mengalami penyakit infeksi rahim yang disebabkan oleh microorganisme karena personal hygiene yang kurang serta penyebab lainnya sehinng ibu diharuskan rawat inap.
2.    Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital Ibu
Rasional : Dengan memantau keadan umum, kita dapat mengetahui keadaan umum klien dan observasi TTV merupakan indicator dalam penatalaksanaan, karena dengan adanya peningkatan TTV merupakan tanda-tanda infeksi.
3.    Kolaborasi dengan petugas radiology untuk pemeriksaan USG (Ultrasonografi) .
Rasional : Pemeriksaan USG untuk memastikan bahwa sampai dimana batas perluasan endometritis pada endometrium dan ada atau tidak tanda-tanda yang mengarah pada keganasan/kronik. sehingga dapat ditentukan suatu diagnosis dan tindakan selanjutnya.
4.    Berikan obat analgetik dan antibiotic.
Rasional : Pemberian obat analgetik bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran dan antibiotic sebagai ant infeksi serta pemberian obat merupakan pemenuan kebutuhan obat-obatan dalam proses penyembuhan.
5.    Beri Health Education tentang :
1)    Asupan nutrisi dan intake cairan
Rasional:Dengan gizi yang adekuat dapat meningkatkan  metabolism tubuh, sehingga dapat mempertahankan stamia dan mengganti cairan tubuh.
2)    istirahat
Rasional : istirahat / bedress total dengan posisi semi fowler  bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi.
3)    Personal Hygiene
Rasional:Dengan memperhatikan kebersihan diri, khusunya pada daerah intim yang mudah lembab, dapat mencegah pertumbuhan dan penyebaran  microorganisme pada alat genitalia dan sekitarnya
6.    Pasang infuse RL (Ringer Laktat).
Rasional : Pemenuhan kebutuhan obat-obatan diberikan melalui pembuluh darah vena yakni cefotaxime (antibiotik) untuk mencegah terjadinya infeksi yang meluas dan ketorolac sebagai analgetik untuk anti nyeri. Cairan RL (Ringer laktat) bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi selama masa perawatan di rumah sakit.
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 5 Maret 2015 Jam 11.00 Wita
1.    Menyampaikan hasil pemeriksaan pada Ibu dan menjelaskan penyebab endometritis akut serta harus dirawat inap
“Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan tentang keadaannya saat ini bahwa kondisinya dalam pengawasan diuktikan dengan ibu dapat menjelaskan kembali alasan rencana perawatan saat ini, yaitu rencaa opname.
2.    Mengobservasi keadaan umun dan tanda-tanda vital Ibu
“Keadaan umum : Composmentis
Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg,  P : 24 x/menit, S    : 37,8oc, N : 84 x/menit
3.     Berkolaborasi dengan petugas radiology untuk pemeriksaan USG  (Ultrasonografi) endometritis berbatas pada endometrium
“Telah dlakukan
4.    Penatalaksanaan pemberian obat analgetik dan antibiotic untuk    mengatasi nyeri perut dan keputihan berupa:
“Cefadroxile 500 mg 2x1,Asmef 3x1, Cefotaxime dan ketorolac 1ampul / 8jam
5.    Memberikan Health Education tentang :
a.    Asupan nutrisi dan intake cairan
b.    Istirahat yang cukup untuk menjaga kondisi dan tirah baring dengan semifowler untuk mencegah penyebaran infeksi,
Ibu faham dan akan melkukan posisi tidur yang telah di anjurkan.
c.     Memasang infuse RL (Ringer Laktat) botol 1 dengan tetesan 20x/menit di ruang perawatan.
“bu mengerti dan terpasang infus
LANGKAH VII. EVALUASI
Tanggal 5 Maret 2015 Jam 13.00 Wita
1.  Endometritis belum teratasi
2.  Keadaan umum ibu baik ditandai dengan:
TD       : 120/70 mmHg
P         : 22 x/menit
S         : 37,5oc
N         : 80 x/menit
3. Keluhan teratasi
4.Tidak terjadi endometritis kronis







PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
NY “A” DENGAN ENDOMETRITIS AKUT
DI RS TK II PELAMONIA MAKASSAR
TANGGAL 5 MARET 2015


No Register               :           20 70 26
Tanggal MRS           :           05 Maret 2015    Jam : 10.00 Wita
Tanggal Pengkajian            :           05 Maret 2015    Jam : 10.30 Wita
Nama Pengkaji         :           KELOMPOK 13       
A.   Identitas Klien
Nama                   :            Ny “F”  / Tn “D”
Umur                    :           29thn    / 34 thn
Nikah                   :           1x
Suku                    :           Makassar / Makassar
Agama                 :           Islam / Islam
Pendidikan         :           SMA / SI
Pekerjaan            :           IRT / Dep. Keuangan
Alamat                  :           Jln Sumi, Tallo II

Data subjektif (S)
1.  Ibu mengeluh pedarahan pervagina
2.  Ibu mengeluh nyeri perut.
3.  Ibu mengeluh keputihan
4.  Ibu memasang KB IUD sejak tahun 2009


Data objektif (O)
1.    Pemerikasaan VT (Vagina Toucher) :
a)    ibu merasakan nyeri tekan.
b)    Nampak bercak darah pada handskun
c)    Flour albus positif
d)    IUD (Intra uterine disease)\
2.  Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Endometritis berbatas pada endometrium

Analisa (A)
Endometritis akut dengan masalah kecemasan, berpotensi terjadinya Endometritiskronik.
Penatalaksaan (P)
Tanggal 5 Maret 2015 Jam 11.00 Wita
1.   Menyampaikan hasil pemeriksaan pada Ibu dan menjelaskan penyebab endometritis akut serta harus dirawat inap
“Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan tentang keadaannya saat ini bahwa kondisinya dalam pengawasan diuktikan dengan ibu dapat menjelaskan kembali alasan rencana perawatan saat ini, yaitu rencaa opname.
2.  Mengobservasi keadaan umun dan tanda-tanda vital Ibu
“Keadaan umum : Composmentis
Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg,  P : 24 x/menit, S    : 37,8oc, N : 84 x/menit
3.  Berkolaborasi dengan petugas radiology untuk pemeriksaan USG  (Ultrasonografi) endometritis berbatas pada endometrium
“Telah dlakukan
4.  Penatalaksanaan pemberian obat analgetik dan antibiotic untuk    mengatasi nyeri perut dan keputihan berupa:
“Cefadroxile 500 mg 2x1,Asmef 3x1, Cefotaxime dan ketorolac 1ampul / 8jam
5.  Memberikan Health Education tentang :
a.     Asupan nutrisi dan intake cairan
b.     Istirahat yang cukup untuk menjaga kondisi dan tirah baring dengan semifowler untuk mencegah penyebaran infeksi,
“Ibu mengerti dan melakukan posisi tidur yang telah di anjurkan.
c.      Memasang infuse RL (Ringer Laktat) botol 1 dengan tetesan 20x/menit di ruang perawatan.
“Ibu mengerti dan terpasang infus