MAKALAH
“KANKER OVARIUM”
OLEH :
1.
TASIK
BINTOEN
2.
SITI HADMINA
3.
BENEDIKTA TECY MAGUS
D. IV
KEBIDANAN
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
KADIRI
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat_NYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kediri, September 2018
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian utama pada kasus keganasan
ginekologi, dan sampai tahun 1998 kanker ovarium merupakan kanker kelima
tersering yang menyebabkan kematian wanita di Amerika Serikat setelah kanker
paru-paru, kolorektal, payudara, dan pankreas. Insidensinya pada wanita dibawah
50 tahun m5,3 per 100.000 dan meningkat menjadi 41,4 per 100.000 pada wanita di
atas 50 tahun.
Di Indonesia kanker ovarium menduduki urutan ke enam terbanyak dari
keganasan pada wanita setelah karsinoma serviks uteri, payudara, kolorektal,
kulit dan limfoma.
Pada umumnya kanker ovarium ditemukan pada stadium lanjut. Tumor membesar
dan menyebar keorgan sekitarnya tanpa keluhan. Itulah sebabnya tumor ini
dikenal sebagai penyakit yang tumbuh diam-diam namun mematikan (silen killer).
Kanker ovarium umumnya baru menimbulkan keluhan apabila telah menyebar kerongga
peritoneum, pada keadaan seperti ini tindakan pembedahan dan terapi adjuvan
sering kali tidak menolong. Penderita akan meninggal karena malnutrisi dan
obstruksi usus halus akibat tumor intraperitoneal.
1.
Apa Pengertian kanker ovarium?
2.
Klasifikasi kanker ovarium ?
3.
Apa saja tanda dan gejala dari kanker
ovarium?
4.
Apa saja faktor resiko kanker ovarium?
5.
Bagaimana cara mendeteksi dini kanker
ovarium ?
6.
Bagaimana cara penanganan kanker
ovarium?
1.
Untuk mengetahui pengertian kanker ovarium
2.
Untuk mengetahui klasifikasi kanker
ovarium
3.
Untuk mengetahui tanda dan gelaja
terjadinya kanker ovarium
4.
Untuk mengetahui faktor resiko kanker ovarium
5.
Untuk mengetahui bagaimana cara
mendeteksi dini kanker ovarium
6.
Untuk mengetahui cara pencegahan kanker
ovarium
7.
Untuk mengetahui cara penanganan kanker
ovarium
Kanker
ovarium merupakan keganasan yang muncul dari ovarium; kanker yang sangat
progresif; sulit didiagnosis.
Kanker ovarium berasal dari sel - sel yang menyusun ovarium yaitu sel
epitelial, sel germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat
berasal dari metastasis organ lainnya terutama sel kanker payudara dan kanker
kolon tapi tidak dapat dikatakan sebagai kanker ovarium. (Andesa, Hesa, 2010)
Kanker merupakan tumor ganas ginekologi urutan kedua setelah kanker leher
rahim.
Tahap-tahap
kanker ovarium (Price, 2002):
1. Stadium I :
Pertumbuhan terbatas pada ovarium.
2. Stadium II :
Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan perluas pelvis.
3. Stadium III :
Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastasis diluar pelvis
atau nodus inguinal atau retro peritoneal positif.
4. Stadium IV :Pertumbuhan
mencakup satu/kedua ovarium dengan metastasis jauh.
Sedangkan pembagian stadium kanker ovarium
menurut International Federation of Gynecologist and
Obstetricians (FIGO) 1987 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Stadium kanker ovarium
Stadium kanker
ovarium primer (FIGO, 1987)
|
Kategori
|
Stadium I
|
Pertumbuhan terbatas pada ovarium
|
Ia
|
Pertumbuhan terbatas pada satu ovarium, tidak ada asites
yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan
luar, kapsul utuh.
|
Ib
|
Pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak ada asites
berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul
intak.
|
Ic
|
Tumor dengan stadium Ia atau Ib tetapi ada tumor di
permukaan luar satu atau kedua ovarium, atau dengan kapsul
pecah, atau dengan asites berisi sel ganas atau dengan
bilasan peritoneum positif.
|
Stadium II
|
Pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium dengan
perluasan ke panggul.
|
Iia
|
Perluasan dan/atau metastasis ke uterus dan/atau
tuba.
|
Iib
|
Perluasan ke jaringan pelvis lainnya.
|
Iic
|
Tumor stadium IIa atau IIb tetapi dengan tumor pada
permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah, atau
dengan asites yang mengandung sel ganas atau dengan
bilasan peritoneum positif.
|
Stadium III
|
Tumor mengenai satu atau kedua ovarium, dengan bukti
mikroskopik metastasis kavum peritoneal di luar pelvis,
dan/atau metastasis ke kelenjar limfe regional.
|
IIIa
|
Tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah
bening
negatif tetapi secara histologik dan dikonfirmasi secara
mikroskopik adanya pertumbuhan (seeding) di permukaan
peritoneum abdominal.
|
IIIb
|
Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan
implant di
permukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopik,
diameter tidak melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening
negatif.
|
IIIc
|
Implan di abdomen dengan diameter > 2 cm dan/atau
kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.
|
Stadium IV
|
Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan
metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya
positif dimasukkan dalam stadium IV. Begitu juga
metastasis ke parenkim liver.
|
Kanker ovarium sulit
terdeteksi, hanya sekitar 10 % dari kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium
awal, keluhan biasanya nyeri daerah abdomen disertai keluhan–keluhan:
1.
Keluhan utama yang sering pada stadium
dini rasa tidak enak atau nyeri perut bagian bawah akibat perengangan kapsul
dari tumor
2.
Pembesaran abdomen akibat penumpukan
cairan dalam rongga abdomen (ascites)
3.
Gangguan sistem gastrointestinal;
konstipasi, mual, rasa penuh, hilangnya nafsu makan dll.
4.
Gangguan sistem urinaria; inkontinensia uri
5.
Perasaan tidak nyaman pada rongga abdomen
dan pelvis
6.
Menstruasi tidak teratur
7.
Lelah
8.
Keluarnya cairan abnormal pervaginam
(vaginal discharge)
9.
Nyeri saat berhubungan seksual
10. Penurunan berat badan
1.
Riwayat keluarga
2.
Nulipara
3.
Menopause
1.
Pemeriksaan darah lengkap
2.
Pemeriksaan kimia darah
3.
Serum HCG
4.
Alfa fetoprotein
5.
Analisa air kemih
6.
Pemeriksaan saluran encernaan
7.
Laparatomi
8.
CT scan atau MRI perut
9.
Pemeriksaan panggul
10. USG
menggunakan frekuensi tinggi gelombang suara untuk menghasilkan gambar dari
bagian dalam tubuh
11. Pembedahan
untuk mengangkat contoh jaringan untuk pengujian
12. CA125 tes
darah. CA125 adalah protein yang ditemukan pada permukaan sel kanker ovarium
dan beberapa jaringan sehat. Banyak wanita dengan kanker ovarium memiliki
tingkat abnormal tinggi CA125 dalam darah mereka.
1.
Terapi radiasi
(jarang digunakan karena dapat menyebabkan mielosupresi, yang membatasi
keefektifan kemoterapi)
2.
Radioisotop sebagai
terapi anjuran
3.
Diet tinggi protein
4.
Makan sedikit tetapi
sering.
5.
Kemoterapi setelah pembedahan
6.
Imunoterapi
7.
Histerektomi total
per abdomen dan salpingo-ooforektomi bilateral dengan reseksi tumor.
BAB III
PENUTUP
Kanker ovarium merupakan
tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga
dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis
maupun biologis yang beraneka ragam. Penyebab pasti dari penyakit ini tidak
diketahui.
Telatnya diagnosa
kanker ovarium karena tanda dan gejala yang samar-samar membuat kanker ini
disebut silent killer. Namun kita dapat mencegah terjadinya kanker
ovarium dengan pola hidup yang bersih dan sehat. Selain itu, dengan mengatur
pola makan kita akan mengurangi resiko terjadinya kanker.